Rabu, 16 Juli 2008

Gloria!


Ini cerita salah satu dayangku yang paling konyol. Namanya Minarni, usia 15 tahun, tapi maunya dipanggil Gloria. Alasannya, "kalau ibu/bapak panggil minta dibukain pintu dari pagar khan kedengarannya keren tuh didengar tetangga dibanding kalau dipanggil Minarni/Mina/Narni". Padahal nama itu tadinya cuma buat bercanda aku, Rascha, susternya Rascha dan dia sendiri. Ngak tahunya Minarni suka sekali dengan nama itu sampai2 di kampungnya pun dia mau dipanggil Gloria sampai sekarang.

Nama Gloria awalnya muncul gara2 Minarni suka dengan nama2 jkeren teman2ku yang ada di buku telpon, ada Agatha, Christina, Fransisca, Magda, Valeria, Patricia, Theresia, Willhelmina dan lain2. Suatu hari Minarni bilang, "Bu, saya mau ganti nama. Tapi bingung mau pilih nama yang mana ya? Tadinya Mina mau nama yang seperti di buku telpon teman2 Ibu. Namanya sih bagus2 tapi susah hafalnya bu... Ibu bisa bantu pilihkan nama untukku? Yang gampang diingat dan keren yah namanya".

"Kenapa kamu minta ganti nama? Emangnya kamu tidak suka dengan namamu sendiri?", tanyaku sambil tersenyum2 geli memandang mata bulat polosnya.

"Aku sih suka dengan namaku tapi kalau udah kerja di kota khan harus ganti nama biar nanti kalau pulang kampung selain bawa uang aku juga bawa nama. Wah.....bayangin aja bu pasti keren deh kalo Mina nanti pulang dipanggil Christina misalnya. Lagipula kata emak, Mina harus pulang bawa nama bagus". Mendengar penjelasannya yang polos dan salah kaprah itu langsung aku dan susternya Rascha tertawa terpingkal2 dan Rascha yang saat itu masih berumur 3 tahunpun juga jadi ikut tertawa (padahal Rascha juga ngak ngerti kenapa mama dan susternya pada tertawa geli).

Akhirnya ditengah2 tawaku, kulontarkan nama Gloria karena nama itu lumayan nyentrik dibandingkan nama2 yang ada di buku telponku. Lagipula artinya Kemuliaan. Cocok khan dengan permintaannya. " Nah mulai sekarang namanya Gloria yah..... ok Glo?", godaku. Suster Rascha sampai lari ke WC saking gelinya menertawakan Mina yang dengan antusias langsung setuju dengan nama itu. Padahal pada kenyataannya nama panggilan yang sering dipanggilkan kepadanya adalah Gloglo, hehehehe.......... dan dia tidak pernah sadar. Akhirnya melekatlah nama Gloria pada Mina sampai sekarang, bahkan terakhir kudengar saat ia berusia 17 tahun ia mau nama yang tercantum KTP adalah Gloria. Ada2 saja!

Suatu hari susternya Rascha tanya, "Bu, kalau menurut perhitungan Cina, saya termasuk shio apa yah?".

"Shio itu apa sih, Mi?, tanya Gloria kepada Tami.

"Shio artinya kamu lahir dibawah pengaruh binatang yang berkuasa saat itu", demikian penjelasan sok tahu Tami kepada Gloria yang mengangguk2 dengan wajah takjub, tanda tetap tidak mengerti tapi tidak mau mengakui bahwa dirinya tidak mengerti. "Shio itu ada 12 macam, ada anjing, babi, ular, naga, kelinci, macan, kuda, tikus, monyet, ayam, kambing dan kerbau kalau ngak salah ya bu?", jelas Tami.

"Aku shio apa bu?", tanya Gloria ikut2an.

"kalau dihitung2 kamu shio ayam, Tami dan kamu shio kerbau, Gloria", jawabku menahan tawa melihat kedua dayangku yang centil2 mengharukan.

"Ah aku tidak mau shio kerbau ah! Gendut dan bulunya kayak sikat", cetus Gloria.

"Lalu Gloria maunya jadi shio apa?", tanyaku.

"mmmm......shio ubur-ubur aja deh!", jawab Gloria yakin yang disambut dengan takjub oleh aku dan Tami.

"Glo, kamu koq pilihnya ubur-ubur sih? Emangnya kamu tahu apa itu ubur-ubur?", tanya Tami disela-sela tawa gelinya. Dan aku sudah tertawa sampai terduduk di lantai.

"mmmm..... habis kayaknya ubur-ubur itu binatangnya keren sekali. Buktinya kata nyonya (nyonya = nyokap/mamaku) masakan ubur-ubur itu makanan laut yang mahal loh. Khan dari 12 shio itu ngak ada yang binatang laut khan? Nah artinya shio Gloria yang paling keren diantara semuanya", demikian penjelasan polos Gloria yang disambut dengan tetesan air mata geli aku dan Tami.

Ooooh....... Gloria kamu benar2 membuat hidup keluargaku jadi penuh warna. Terima kasih Gloria atas keluguan dan kesederhanaan pikiranmu. Hidup jadi ringan denganmu.

Gloria itu rajin, lugu, berani, jujur dan penuh kasih sayang. Aku dan keluargaku sungguh beruntung diberi kesempatan mengenalnya. Sayangnya Gloria sudah tidak bekerja untukku lagi karena ibunya tidak rela Gloria bekerja terlalu jauh darinya. Alhasil setelah Gloria bekerja hampir setahun untukku, dia dipanggil pulang untuk bekerja di rumah pamannya yang hanya berjarak antara Jakarta Bandung. Terakhir kudengar berita tentangnya dari salah seorang tetangganya yang bekerja untuk mamaku. Gloria masih tanya bagaimana kabar keluargaku dan ia rupanya suka bercerita kalau kerja di kota itu enak. Dasar Gloria.....

Diceritakan oleh Ria
Diposting di http://omotusair.multiply.com/journal/item/73
Foto diambil di SINI

Tidak ada komentar: